https://www.elaeis.co

Berita / Lipsus /

Lika-liku PKS Komersil

Cerita PKS Komersil di Tiga Provinsi

Cerita PKS Komersil di Tiga Provinsi

PKS Komersial Surya Utama Agrolestari di Muaro Jambi, Provinsi Jambi. Foto: Ados Sianturi


Ada 188 PKS Komersil di Riau, Jambi dan Bengkulu. Total Pekerja mencapai 25.850 orang. 

Sudah 20 tahun belakangan Pabrik Kelapa Sawit (PKS) Komersil menjadi bagian dari hari-hari petani kelapa sawit di Provinsi Bengkulu. 

Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) setempat mengatakan, saat ini ada 31 PKS di provinsi berjuluk Bumi Raflesia itu.

Dari jumlah itu, 19 di antaranya PKS Komersial. PKS jenis ini tersebar di enam kabupaten dan satu kota; Kaur, Bengkulu Selatan, Bengkulu Tengah, Bengkulu Utara, Seluma, Mukomuko dan Kota Bengkulu. 

Yang paling banyak berada di Kabupaten Mukomuko; 8 pabrik. Di Seluma 4 pabrik dan di Bengkulu Tengah 3 pabrik. Selebihnya masing-masing satu pabrik. 

Ke semua pabrik inilah mayoritas hasil panen 319.696 hektar kebun sawit rakyat yang tersebar di semua kabupaten kota --- 9 kabupaten dan satu kota --- di Provinsi Bengkulu, bermuara. 

Di provinsi Jambi, PKS Komersial baru hadir pada 2006. Dinas Perkebunan setempat menyebut, saat ini ada 82 PKS di sana. Sebanyak 33 PKS di antaranya adalah PKS Komersial. 

Semuanya tersebar di 8 kabupaten; Batang Hari, Sarolangun, Tanjung Jabung Timur dan Tebo masing-masing 3 PKS. Bungo, Muaro Jambi, Merangin dan Tanjung Jabung Barat, masing-masing 5 PKS. 

Dari sekitar 1,2 juta hektar kebun kelapa sawit di provinsi berjuluk 'Negeri Melayu' itu, 60 persennya adalah kebun sawit rakyat. 

"Sementara kapasitas produksi 82 PKS yang ada, hanya 3.650 ton per jam atau setara dengan produksi 730 ribu hektar kebun," terang Kadis Perkebunan Jambi, Agusrizal, kepada elaeis.co, Jumat pekan lalu. 

Provinsi Riau, dari tahun 2000 an, PKS Komersial sudah menjadi bagian dari perjalanan perkebunan kelapa sawit di provinsi berjuluk 'Bumi Lancang Kuning' ini. 

Saat ini kata Kepala Bidang Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan (P2HP) Dinas Perkebunan Riau, Defris Hatmaja, dari 287 PKS yang ada, 136 nya adalah PKS Komersial. 

Semua PKS Komersial itu kata Defris tersebar di 11 kabupaten kota. Sementara total kabupaten kota di Riau ada 12. 
    
Di Indragiri Hulu kata Kepala Bidang Perkebunan di Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan), Faisal Illahi, ada 13 PKS Komersil dari total 26 PKS yang ada.

Elaeis.co kemudian menjambangi PT. Talang Jerinjing Sawit (TJS), salah satu PKS Komersil di Desa Talang Jerinjing, Kecamatan Rengat Barat. 

Pabrik yang berdiri sejak 2009 ini di atas lahan seluas 14 hektar ini berkapasitas 30 ton per jam. "Kami punya tenaga kerja 105 orang," terang juru bicara TJS, Indra. 

Di Jambi, elaeis.co juga menjambangi PT. Surya Utama Agrolestari (SUA) di Desa Tanjung Pauh, Kecamatan Mestong, Kabupaten Muaro Jambi. 

PKS Komersil yang berdiri sejak 2014 ini berada di atas lahan seluas 22 hektar. "Ada 170 karyawan yang bekerja di pabrik ini," kata juru bicara SUA, Musa, saat berbincang dengan elaeis.co, Kamis pekan lalu. 

Bagi Edy Mashury, Ketua Aliansi Petani Kelapa Sawit Provinsi Bengkulu, hadirnya PKS Komersil ini telah membikin hidup para petani sawit lebih baik. 

Di Bengkulu Tengah misalnya, sebelum PKS Komersil berdiri di sana pada 2008, sawit para petani musti diantar ke Seluma atau Bengkulu Utara. 

Mau tak mau mereka musti merogoh kocek dalam-dalam untuk biaya transport lantaran ke sana, memakan waktu 2-3 jam.    

"Sebelum PKS Komersil ada, harga TBS di Bengkulu Tengah itu sangat rendah, bahkan mencapai Rp500 per kilogram," ujar lelaki 53 tahun ini.

Setelah PKS Komersial ada kata Magister Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada (UGM) ini, persaingan harga pun terjadi. 

Dampaknya tentu pada petani. Pundi-pundi petani perlahan membengkak. Ibarat pepatah 'dimana ada gula di situ ada semut', hadirnya PKS Komersil ini membikin pergerakan penduduk ke Bengkulu Tengah mulai masif. 

Kabupaten yang baru berumur 15 tahun ini pun semakin ramai. "Perputaran duit di 3 PKS Komersial yang ada di Bengkulu Tengah saja bisa mencapai Rp6 miliar sehari. Wajar orang berdatangan ke sana," pensiunan dini ASN golongan IVA ini memperkirakan. 


  


 

Komentar Via Facebook :