Berita / Nusantara /
Bungkil Sawit dari Malinau Jadi Pilihan untuk Pakan Ternak di Cirebon
Pejabat karantina tumbuhan BKP Bandung memeriksa bungkil sawit yang baru tiba dari Malinau. foto: BKP Bandung
Bandung, elaeis.co - Sebanyak 1.806.820 kilogram bungkil kelapa sawit asal Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, tiba di Pelabuhan Cirebon, Jawa Barat. Limbah padat sisa pengolahan komoditas dengan nama latin Elaeis Guineensis itu didatangkan oleh perusahaan pakan ternak di Cirebon dengan kapal laut.
Begitu sampai di pelabuhan, bungkil sawit langsung diperiksa oleh pejabat karantina tumbuhan dari Balai Karantina Pertanian (BKP) Bandung untuk memastikan bebas tidaknya dari organisme pengganggu tanaman.
"Berdasarkan hasil pemeriksaan, tidak ditemukan hama A2 Trogoderma Granarium. Dengan demikian dapat dilepas dengan Sertifikat Pelepasan Karantina Tumbuhan," jelas Analis Perkarantinaan Tumbuhan Ahli Madya, Wawan Syuhud, melalui keterangan resmi BKP Bandung.
Dia menyebutkan, bungkil sawit merupakan salah satu limbah yang dihasilkan dari industri pembuatan minyak kelapa sawit (CPO). Meski disebut limbah, bungkil sebenarnya mengandung protein, lemak, serat kasar, dan kaya akan mineral.
"Bungkil sawit dapat digunakan sebagai bahan pakan ternak dengan sumber protein dan energi yang bagus. Pakan ternak dengan campuran bahan dari bungkil kelapa sawit ini sangat baik diberikan pada ternak sapi dan unggas," paparnya.
Dia menambahkan, biaya Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang disetorkan perusahaan pakan pembeli bungkil ke kas negara sebesar Rp 466.705,00.
"Harga bungkil sawit ini sebesar Rp 1.445.456.000. Perputaran uang dari jual beli bungkil sawit ini tentunya sangat baik untuk pertumbuhan ekonomi negara kita," tukasnya.







Komentar Via Facebook :