Berita / Sumatera /
BUMD Bisa Jadi Solusi untuk Petani Swadaya
Pekanbaru, elaeis.co - Saat ini masih sangat banyak petani sawit yang belum melakukan kemitraan dengan perusahaan. Meskipun pemerintah daerah terus mendorong hal tersebut.
Memang tujuannya kemitraan itu sangat bagus untuk keberlanjutan usaha perkebunan petani. Akan tetapi memang masih banyak kendala yang dihadapi petani untuk mewujudkan kemitraan itu.
Salah satu kendalanya yakni masih terikat utang dan kerap membutuhkan dana cepat. Di mana hal ini hanya bisa petani dapatkan dari tengkulak ataupun toke tempat petani menjual tandan buah segar (TBS) nya.
"Contohnya mereka ini punya keluarga, keluarganya sakit, butuh dana cepat. Jadi ya untuk dapatkan uang itu sebelum menjual TBS-nya mereka bisa langsung dapat uang, dengan cara utang ke tengkulak," kata Kepala Seksi Penyidikan Kejaksaan Tinggi Riau, Rizky Rahmatullah kepada elaeis.co, Minggu (4/12).
Menurut Rizky, sebenarnya pemerintah saat ini bisa hadir di situ. Di mana pemerintah bisa mengambil peran tengkulak tersebut dengan membangun suatu Badan Usaha Milik Daerah (BUMD).
"Harusnya pemerintah hadir di situ. Misalnya dalam bentuk BUMD. Bisa saja seperti itu. Pemprov atupun Pemkab membuat BUMD yang mewakili pengepul-pengepul tadi, yang bekerjasama dengan perusahaan perkebunan," ungkap Rezky.
Namun, agar harga TBS yang diterima petani nantinya sesuai, tentu harus dilakukan uji rendemen. Hal ini agar perusahaan bisa memberikan harga yang sesuai dengan TBS petani tersebut.
"Jadi nanti petani menjual TBS ke BUMD, kemudian di cek dulu rendeman-nya, jadi bisa dipastikan harga TBS itu sudah sesuai dengan kondisi hasil kebun yang mereka produksi. Kalau sekarang kan hitung rata saja. Kalau sudah masuk peron, itu sudah dihitung rendeman terendah," kata Rizky.
"Itu kan di posisi yang lemah sebenarnya petani swadaya ini," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :