Berita / Nusantara /
Buktinya Sudah Diperlihatkan Marwan, Cuannya Banyak!
Ketua KADIN Bengkulu, Marwan S Ramis memperlihatkan sejumlah produk turunan kelapa sawit di ruang kerjanya. (Sangun/Elaeis)
Bengkulu, elaeis.co - Tidak hanya sebatas wacana kosong belaka, tapi apa yang disampaikan Marwan S Ramis tentang turunan kelapa sawit selama ini terbukti.
Semua contoh produk turunan kelapa sawit itu pun dipampangkannya. Satu-persatu contoh ditaruh di atas meja kerjanya sebagai bukti bahwa turunan sawit bisa menghasilkan cuan.
Elaeis.co sempat menengok langsung turunan kelapa sawit yang bisa menghasilan duit banyak di ruang kerja Marwan di Jalan RE Martadinata, Pulau Baai, Kota Bengkulu.
Di kantor Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Provinsi Bengkulu itu, Marwan langsung memperlihatkan turunan kelapa sawit yang bisa menghasilan cuan seperti crude palm oli (CPO) yang diproduksi secara mandiri oleh kelompok tani binaan KADIN.
"Nah, CPO ini diproduksi langsung oleh kelompok tani binaan KADIN. Hasilnya sengaja saya tunjukkan hanya 2 botol, biar tahu bahwa kualitas produksi CPO kelompok tani binaan KADIN sama persis dengan CPO yang diproduksi pabrik kelapa sawit (PKS)," kata Ketua KADIN Bengkulu ini saat berbincang dengan elaeis.co di ruang kerjanya, kemarin.
Tidak hanya CPO, di atas meja itu Marwan juga memperlihatkan produk turunan sawit lainnya yakni karnel atau inti sawit, serta karbon murni dari sawit.
"Kalau yang dalam plastik dua buah ini, karnel sawit dan yang satunya lagi karbon murni dari sawit. Kedua turunan ini diproduksi kelompok tani binaan KADIN Provinsi Bengkulu juga," kata dia.
Marwan bilang, kegunaan karbon ini biasa sebagai filter mesin dan isi ulang air minum. Pangsa pasarnya juga menjanjikan.
"Di dalam isi ulang air minum (galon) kan ada filter, nah di dalam filter itu salah satu isinya karbon murni. Enam bulan sekali harus diganti filter itu. Selain untuk filter isi ulang air minum, karbon murni ini juga digunakan untuk batu baterai," kata dia.
Selain karnel dan karbon murni. pengusaha senior Bengkulu yang terkenal dekat dengan kalangan jurnalis ini juga memperlihatkan briket dari sawit. Bahkan menurutnya, briket menjadi salah satu turunan olahan sawit yang paling potensial dikembangkan di Bengkulu.
"Briket sawit sudah kita produksi ada di tiga tempat. Yakni di Padang Serai Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma dan Kabupaten Bengkulu Tengah," kata pengusaha yang bercita-cita ingin menjadikan KADIN Bengkulu sebagai 'rumah gadang' bagi para pelaku usaha baik untuk skala provinsi maupun Indonesia tersebut.
Pangsa pasar briket sawit ini besar sekali. Karena dominan pengguna briket adalah negara yang punya musim dingin. Terbaru Marwan juga sudah mengirim sampelnya ke Negara Swedia.
"Jadi briket ini digunakan untuk pemanas ruangan ketika musim dingin. Nah, kalau di Indonesia pengunaan briket ini banyak untuk kandang ayam agar tetap hangat," tuturnya.
Untuk harga briket sendiri relatif. Tergantung musim, tapi nilai tambahnya jauh lebih besar dibanding bahan baku.
"Modalnya hanya sekitar Rp3.500-Rp4.000 per kilogram. Sementara harga pasaran, di Kabupaten Tangerang saja, sampai Rp8.500-9.000 per kilogram. Bagiamana kalau di luar negeri. Tentu harganya lebih tinggi lagi," ujarnya.







Komentar Via Facebook :