https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

BRIN-BPDP Tingkatkan Program Riset dan Inovasi Kelapa Sawit

BRIN-BPDP Tingkatkan Program Riset dan Inovasi Kelapa Sawit

Webinar Sosialisasi Call For Proposal Grant Riset Sawit dan Lomba Riset Sawit 2025. Foto: ist.


Jakarta, elaeis.co - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bekerja sama dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) menggelar Webinar Sosialisasi Call For Proposal Grant Riset Sawit dan Lomba Riset Sawit 2025. Kepala Divisi Program Pelayanan BPDP Arfie Thahar menyatakan, lembaganya memiliki dana riset yang diperoleh dari pungutan kepada pelaku usaha ekspor kelapa sawit dan turunannya. Kemudian dana tersebut dikelola dan disalurkan untuk berbagai program dalam mendukung program riset dan pengembangan kelapa sawit.

“Ada 6 program yang sudah hampir 10 tahun BPDP mengelolanya, dan salah satunya adalah untuk program penelitian serta pengembangan,” jelasnya dalam rilis Humas BRIN dikutip Selasa (18/3).

Dia melanjutkan, program tersebut ditujukan untuk bagaimana fasilitasi riset ini bisa dimanfaatkan pada pengembangan industri kelapa sawit dalam efisiensi biaya usaha berkebun. Di samping itu juga bagaimana harga tandan buah segar ( TBS) itu bisa dalam kondisi yang optimum. “Jadi, kolaborasi dari berbagai program dari hulu sampai hilir ini diharapkan bisa untuk keberlanjutan dari industri kelapa sawit,” terangnya.

Dia menjelaskan, tujuan program penelitian diharapkan untuk pendanaan ini adalah bagaimana bisa meningkatkan produktivitas dan efisiensi, terutama di perkebunan rakyat yang masih sangat rendah produktivitasnya. “Kemudian bagaimana pengolahan itu bisa efisiensi, riset-riset seperti ini yang kami dukung pendanaannya. Peningkatan aspek sustainability, mendukung dalam menjawab isu-isu negatif tentang kelapa sawit. Hal itu harus dijawab melalui riset dengan bukti-bukti teknis yang diambil dari lapangan,” tegasnya.

Tujuan selanjutnya, tambahnya, mendorong penciptaan produk baru dan pasar baru, mendorong hilirisasi produk-produk yang bisa dikembangkan dari kelapa sawit. Terutama untuk menggantikan produk yang saat ini masih diimpor, atau  menciptakan pasar baru untuk kelapa sawit ini. “Semuanya ditujukan untuk mendedikasikan kesejahteraan petani. Nah, hasil-hasil riset ini akan didorong untuk dapat dimanfaatkan baik oleh industri, pemerintah maupun oleh masyarakat petani,” ungkapnya.

Jadi hasil riset tersebut, jelas Arfie, betul-betul yang diharapkan dapat diaplikasikan. Kalau hasilnya itu berupa produk atau teknologi, bisa dikomersialkan. Apabila hasilnya berupa suatu kebijakan bisa digunakan oleh pemerintah dan petani yang dapat meningkatkan kesejahteraan. “Bidang yang ada di program riset ini dari hulu sampai dengan hilir mulai dari bidang budidaya, pasca panen,  pangan dan kesehatan,  bioenergi, bidang oleokimia dan biomaterial,  lingkungan. Terakhir ini sosial ekonomi, bisnis, manajemen, pasar dan teknologi informasi dan komunikasi,” urainya.

“Program yang kami jalankan ada dua, yaitu Grant Riset Sawit, dilakukan melalui dua metode, yaitu seleksi terbuka, yang saat ini sedang dibuka oleh BPDP. Ada juga riset inisiatif yang disampaikan oleh kementerian yang menjadi anggota Komite Pengarah BPDP. Hal ini lebih ditujukan untuk menyiapkan naskah akademik dalam membuat suatu kebijakan,” rincinya.

Dirinya mengungkapkan, BPDP juga memiliki program untuk para mahasiswa, namanya Lomba Riset Sawit Tingkat Mahasiswa. “Selain para peneliti senior, kita berikan kesempatan untuk para peneliti junior ikut mengembangkan ide inovasinya untuk berpartisipasi dalam program riset di BPDP. Program ini  saat ini sedang dibuka, mungkin Bapak Ibu sudah mulai buka-buka aplikasinya. Jadi sudah punya aplikasi sendiri, http://programreset.bpdp.org.id, silakan mungkin bisa registrasi dulu,” katanya.

Sementara itu Deputi Bidang Fasilitas Riset dan Inovasi BRIN Agus Haryono mengapresiasi para periset BRIN yang tetap bersemangat mengirimkan ide-ide dalam bentuk proposal kepada Grant Riset Sawit dari BPDPKS. “Grant Riset Sawit ini akan difokuskan ke topik-topik yang aplikatif sehingga nanti bapak ibu sekalian bisa mengembangkan hasil riset yang sudah dilaksanakan. Baik melalui rumah program yang sudah pernah dilaksanakan, atau riset-riset yang pernah dikembangkan di LPNK, atau di Badan litbang yang sempat  terhenti. Sekarang dibawa kembali ke arah yang lebih aplikatif,” ungkapnya.

Agus berharap proposal dari BRIN akan tetap banyak yang masuk ke dalam ajang ini meskipun waktunya relatif singkat. “Tanggal 21 Maret akan ditutup, tapi masih ada waktu. Kita bersemangat untuk menulis proposal hal yang baik dan cukup bisa keluar lebih dari 12 proposal yang nanti dikontrak di tahun depan, karena selanjutnya tahun ini baru mengambil pendanaannya untuk tahun 2025,” pungkasnya.


 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :