https://www.elaeis.co

Berita / Nasional /

Berawal Bantu Petani, Kini PT WAU Hasilkan Beragam Produk Hilirisasi Sawit

Berawal Bantu Petani, Kini PT WAU Hasilkan Beragam Produk Hilirisasi Sawit

Pabrik minim milik PT WAU. Dok. Istimewa


Pekanbaru, elaeis.co - Sejak 2021 lalu, PT Wardani Agro Utama (WAU) yang beroperasi di Desa Ranjeng, Kecamatan Cisitu, Kabupaten Sumedang fokus untuk mengolah tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.

Berawal dari membantu petani setempat, kini perusahaan tersebut justru mampu menghasilkan beragam produk turunan kelapa sawit dari PKS minim.

Direktur Utama PT WAU, Natasa Kusumawardani mengatakan, pabrik mini yang dibikin itu berdiri usai 'digeruduk' petani yang mengadu bahwa sudah hampir 10 tahun hasil kebun sawit tidak memberikan keuntungan bagi mereka.

Dimana kelapa sawit hasil kebun mereka tidak ada yang membeli. Sementara jika harus menjual ke PKS di wilayah lain, petani harus merogoh kocek yang agak dalam. Alhasil petani sama sekali tidak mendapat keuntungan.

"Jadi petani ini berencana memusnahkan tanaman kelapa sawitnya tersebut dan menggantinya dengan komoditi lain yang lebih memberikan keuntungan bagi mereka. Namun karena usianya sudah 10 tahun, tentu sayang untuk dimusnahkan sehingga akhirnya kita memutar otak agar dapat memanfaatkan hasil kebun petani itu," ujarnya kepada elaeis.co, Selasa (23/4) kemarin di pekanbaru.

Akhirnya, kata Natasa, pada tahun 2022 awal dirinya bersama sejumlah rekan kerjanya mendirikan PKS mini yang hanya berkapasitas 2 ton per hari, akhirnya berkembang hingga saat ini setiap jamnya mampu mengolah 3-5 ton perjam. Artinya dalam sehari mampu mengolah 20-50 ton kelapa sawit.

Awalnya, lanjutnya, bahan baku untuk PKS mini itu dihasilkan dari kebun seluas 60 hektar. Kini luas kebun yang sudah bermitra dengan PKS mini itu sudah mencapai 350 hektar.

"Ini saja, untuk bahan baku kita masih kekurangan. Padahal kita juga sudah membeli hasil kebun milik petani baik dari daerah Subang, Sumedang, Tasik dan Pangandaran," paparnya.

Cerita asal muasal kebun kelapa sawit di wilayahnya itu, berawal dari masyarakat yang ditawari benih kelapa sawit oleh H Rohima yang saat itu petani disarankan untuk mengembangkan kelapa sawit dan hasil kebun tersebut di beli oleh H Rohima.

Namun saat kelapa sawit berproduksi, H Rohima justru terpilih menjadi Bupati Subang. Jadi sejak itu kebun kelapa sawit mereka terbengkalai. Sebab H Romiha sibuk dengan pekerjaannya.

"Kita beli harga TBS mereka sesuai dengan harga pasaran. Rata-Rata Rp1.700/kg tanpa rijek," terangnya.

Dari TBS petani itu sendiri PT WAU berhasil hasilkan produk turunan dari kelapa sawit. Bukan hanya minyak CPO, pihaknya juga menghasilkan minyak merah, minyak goreng, minyak kernel, arang, lidi sawit, pakan ternak bahkan bahan baku kosmetik.

"Untuk hasil olahan itu semua kita sudah memiliki pasar sendiri. Baik itu diekspor maupun dipakai di dalam negeri," bebernya.

Bukan hanya itu, hadirnya PKS mini pihaknya juga turut menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar. Bukan dari para kaum bapak-bapak, ibu-ibu juga banyak uang bergabung.

"Kita bersyukur selain membantu petani kita juga berhasil menciptakan lapangan kerjaan baru untuk tambahan penghasilan masyarakat sekitar. Kita berharap PKS mini semakin berkembang di wilayah sentra kelapa sawit di indonesia," tandasnya.


 

Komentar Via Facebook :