https://www.elaeis.co

Berita / Nusantara /

BEP Sawit Rp 600/Kg Dinilai Tidak Realistis

BEP Sawit Rp 600/Kg Dinilai Tidak Realistis

Hasil panen sawit di kebun Wayan Supadno siap dibawa ke pabrik. Foto: dok. pribadi


Palangkaraya, elaeis.co - Wayan Supadno heran saat seorang guru besar di Fakultas Pertanian Universitas Jambi menyebut break event point (BEP) atau angka balik modal TBS sawit adalah Rp 600/kg.

Menurut hitungan Dewan Pakar DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) itu, saat ini untuk menghasilkan 1 kilogram TBS sawit dibutuhkan biaya sekitar Rp 1.800.

“Sekarang biaya panen saja Rp 200/kg, paling rendah Rp 150/kg. Ongkir ke PKS Rp 200/kg, ongkos muat hasil panen ke truk Rp 25/kg. Itu saja sudah Rp 425 totalnya," katanya kepada elaeis.co, Minggu (22/5).

"Ada lagi biaya pupuknya, dolomit, biaya perawatan jalan, dan pruning. Yang jelas dalam satu tahun mengelurkan Rp 36 juta per hektar,” tambahnya.

Baca juga: Kalau Harga Di atas Rp 600, Profesor ini Minta Petani Jangan Mengeluh

Menurutnya, untuk menghitung BEP, maka semua komponen pengeluaran harus diperhitungkan.

"Kalau pruning-nya asal-asalan, mendapatkan 17 ton per hektare per tahun. Kalau pruning-nya bagus, bisa 25 ton. Nah, itu berpengaruh juga untuk menghitung BEP atau HPP (harga pokok penjualan),” katanya.

Dia menambahkan, HPP sendiri terdiri dari fixed cost (biaya tetap) dan variable cost (biaya tidak tetap).

”Nah, yang paling besar dari variable cost itu adalah pupuk kimia NPK. Totalnya 8 kg/pokok/tahun untuk 3 kali aplikasi ke tanaman. Kalau harganya Rp 15.000/kg, maka dibutuhkan biaya pengadaan NPK sekitar Rp 17 juta per hektare per tahun,” katanya.

"Jika hasil panen 17 ton per hektare per tahun, maka komponen harga TBS dari biaya pupuk NPK saja adalah Rp 1.000/kg," tambahnya.

Kebutuhan dolomit mencapai 3 kg per pokok per tahun dan saat ini harga dolomit Rp 1.000/kg. Sementara biaya pruning hampir sama dengan biaya panen. Jika semua komponen itu dijumlahkan, maka HPP atau BEP sekitar Rp 1.800/kg TBS.

 

BACA BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Komentar Via Facebook :