Jakarta, elaeis.co - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Belanda Hanke Bruins Slot, Selasa (31/10). Kesempatan itu dimanfaatkan Retno untuk menyampaikan keprihatinannya atas diskriminasi Uni Eropa terhadap sejumlah komoditas, salah satunya minyak kelapa sawit dan produk turunannya.

Dia sangat mengapresiasi upaya yang dilakukan Belanda lewat beberapa proyek sawit di Indonesia. "Saya menyampaikan apresiasi Indonesia atas upaya konstruktif Belanda, antara lain melalui program NI-SCOPS dan proyek SustainPalm di Indonesia. Proyek ini sangat penting untuk mendorong kerja sama kelapa sawit berkelanjutan dengan Indonesia," katanya dalam pernyataan pers bersama dengan Hanke Bruins Slot di Jakarta, kemarin. 

SustainPalm didanai oleh Pemerintah Belanda dengan durasi selama tiga tahun. Program ini digerakkan melalui kolaborasi beberapa universitas di Belanda dan universitas di Indonesia serta menggandeng pemerintah daerah, swasta, dan masyarakat untuk meningkatkan perhatian kepada produksi minyak kelapa sawit berkelanjutan.

Retno juga mengatakan bahwa Belanda adalah investor terbesar Eropa di Indonesia dengan total investasi USD 15,5 miliar sejak 2013. "Indonesia mengundang Belanda untuk menjajaki peluang lebih luas, termasuk investasi ramah lingkungan," tukasnya.

Di bidang perdagangan, Belanda adalah mitra dagang terbesar kedua Indonesia di Eropa. "Tahun lalu perdagangan bilateral kita mencapai rekor tertinggi sebesar US$ 6,23 miliar atau sekitar Rp 99 triliun," ungkapnya.

Sementara itu, Menlu Slot menyampaikan komitmen Pemerintah Belanda bekerja sama dengan Indonesia mengatasi deforestasi demi masa depan hijau dan berkelanjutan.

"Saya ingin mengucapkan selamat kepada Indonesia atas upaya besarnya dalam mengurangi deforestasi dalam beberapa tahun terakhir," katanya.

Menlu Slot menambahkan bahwa Belanda telah menjadi salah satu importir minyak sawit berkelanjutan terbesar di Uni Eropa. "Dan kami berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan Indonesia untuk menjadikan sektor kelapa sawit lebih berkelanjutan," imbuhnya.