Jakarta, elaeis.co - Harga kontrak berjangka minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) di Bursa Malaysia Derivatives ditutup lebih rendah pada sesi perdagangan Selasa (17/1) karena lemahnya permintaan. Padahal, kenaikan harga baru terjadi pada Senin dua hari lalu.

Berdasarkan data Bursa Malaysia Derivatives pada penutupan Selasa (17/1), pengiriman Februari 2023 turun 56 Ringgit menjadi 3.790 Ringgit Malaysia per ton.

Maret 2023 turun 62 Ringgit menjadi 3.788 Ringgit Malaysia per ton, dan April 2023 juga merosot 57 Ringgit menjadi 3.795 Ringgit Malaysia per ton.

Begitu juga Mei 2023 turun 59 Ringgit menjadi 3.800 Ringgit Malaysia per ton. Juni 2023 turun 54 Ringgit menjadi 3.803 Ringgit Malaysia per ton, dan Juli 2023 merosot 57 Ringgit menjadi 3.795 Ringgit Malaysia per ton.

Menurut pedagang minyak sawit David Ng, penurunan harga disebabkan karena rencana India mengenakan Bea Ekspor minyak sawit yang berpengaruh pada permintaan CPO.

"Kami menemukan support di 3.500 Ringgit Malaysia dan resistance di 4.000 Ringgit Malaysia per ton," kata David dikutip dari Bernama, Rabu (18/1).

Sementara menurut Kepala Riset Sunvin Group yang berbasis di Mumbai, Anilkumar Bagani, rendahnya harga CPO berjangka karena tidak adanya katalis baru menjelang liburan Tahun Baru China.

"Kurangnya pembelian dari pasar tujuan juga memperlambat pergerakan harga CPO," ujarnya.