Berita / Nusantara /
Aspekpir dan IAT Teken MoU Analisa Kualitas Buah Sawit dan Produk Turunannya
Penandatanganan MoU IAT dengan Aspekpir Indonesia. foto: ist.
Jakarta, elaeis.co - IAT Technology Pte. Ltd., perusahaan terkemuka Singapura yang menyediakan produk dan layanan analisis Near-Infrared (NIR) profesional, meneken Nota Kesepahaman (MoU) dengan Aspekpir (Aspek Petani Kelapa Sawit Perusahaan Inti Rakyat). Kemitraan ini akan membuat terobosan dalam bentuk analisis mutu di industri perkebunan kelapa sawit.
Dengan produk unggulannya, IAS-6100, IAT memperkenalkan teknologi canggih yang mampu menyajikan data seketika (real-time) hanya dalam waktu kurang dari dua menit. Data ini merupakan asesmen yang sangat akurat atas buah kelapa sawit dan produk turunannya.
Aspekpir memiliki 15 Dewan Perwakilan Daerah (DPD) di Indonesia, sembilan diantaranya berada di provinsi penghasil kelapa sawit dengan skema PIR. IAT juga menjalin kemitraan dengan tujuh provinsi tersebut. Yakni Aceh/Bengkulu/Lampung, Sumatera Utara, Riau, Jambi, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Tengah.
IAT menyediakan alat deteksi kualitas kelapa sawit yang menganalisis berbagai jenis material, seperti buah kelapa sawit, FFB, EFB, CPO/PKO, biji buah kelapa sawit, serta limbah produksi.
Salah satu produk unggulan IAT, IAS-6100, merupakan alat yang ringkas dan portabel sehingga ideal digunakan di berbagai jenis lingkungan kerja. Termasuk perkantoran, lokasi produksi, laboratorium, dan perkebunan.
Mulai merambah industri kelapa sawit pada tahun ini, IAT menempuh langkah strategis untuk meningkatkan metode pemeriksaan kualitas produk, yakni menggantikan proses kerja konvensional dengan alternatif yang lebih cepat dan efisien.
"Sebelum merambah sektor kelapa sawit, kami melakukan riset lengkap guna menentukan parameter pemeriksaan yang akurat. Didukung fitur-fitur riset canggih dan tenaga kerja berpengalaman, IAS-6100 memiliki tingkat akurasi di atas 95%. Dengan kalibrasi berkala, akurasi IAS-6100 bahkan dapat mencapai 100%. Alat ini mempercepat proses pengambilan keputusan pada level manajemen dengan mendatangkan hasil dalam hitungan menit," papar Edi Hariyanto, Sales Manager IAT Indonesia dalam press release, kemarin.
IAS-6100 menggunakan teknologi canggih, termasuk spectral engine, DMD digital micromirror scanning, serta circuit board generasi baru. IAS-6100 juga memiliki desain ringkas sehingga dapat digunakan secara fleksibel.
Proses pemeriksaan produk juga berlangsung cepat, tanpa merusak produk, serta menghasilkan data akurat. IAS-6100 pun bisa digunakan di berbagai industri. Pengoperasian IAS-6100 sangat mudah, bahkan intervensi manual sangat minim. Di sisi lain, proses pemeriksaan kualitas berlangsung secara ramah lingkungan dan tanpa bahan kimia.
Pemeriksaan kualitas yang biasanya dilakukan di laboratorium membutuhkan waktu lama, sebab pemeriksaan kandungan minyak harus berlangsung 15-16 jam. Maka, IAS-6100 mempersingkat waktu kerja ini secara drastis dengan memberikan hasil hanya dua menit per sampel.
"Berkat fitur analisis multiparameter, IAS-6100 menjadi satu alat yang mampu melakukan berbagai tes tanpa mengorbankan kualitas sampel. Tidak memerlukan bahan kimia, IAS-6100 mendukung praktik produksi yang ramah lingkungan, serta sejalan dengan target keberlanjutan," paparnya.
Jaringan servis IAT tersebar di seluruh Asia Tenggara, serta menyediakan solusi yang dirancang berdasarkan kebutuhan, layanan instalasi, pelatihan dan dukungan aplikasi, serta layanan purnajual. Teknisi IAT pun aktif bekerja di wilayah-wilayah penghasil kelapa sawit, seperti Sumatera dan Kalimantan.
IAT akan memperluas jangkauan di pasar Indonesia dan Malaysia dengan memperkenalkan keunggulan IAS-6100 kepada para pemangku kepentingan industri, seperti pabrik kelapa sawit, GAPKI, dan APKASINDO, melalui seminar dan interaksi langsung.
"Kolaborasi harus terjalin dengan lembaga-lembaga lokal, dan IAT akan menggelar sejumlah seminar pada Desember ini di Medan. Kami juga bekerja sama dengan Disbun Riau dan Palembang. IAT juga akan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Perkebunan dan Direktorat Perbenihan Kementerian Pertanian untuk mengadakan seminar di Bogor tentang pemeriksaan benih perkebunan," tutupnya.







Komentar Via Facebook :