https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

7 Koperasi Dukung Pembagunan Pabrik Kelapa Sawit di Dharmasraya

7 Koperasi Dukung Pembagunan Pabrik Kelapa Sawit di Dharmasraya

Ilustrasi-perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Dhamasraya. (Istimewa)


Padang, elaeis.co - BPDPKS tengah menggodok realisasi pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) untuk petani. Dimana pembangunan PKS yang ada dalam program sarana dan prasarana (Sarpras) itu akan di lakukan di 4 wilayah di Indonesia untuk tahun ini. Salah satunya di Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat (Sumbar).

Agenda ini tentu dinanti-nanti oleh para petani. Sebab dengan petani kerasa memiliki rumah sendiri untuk menjajakan hasil kebun kelapa sawitnya. Artinya kesejahteraan petani akan semakin meningkat.

Karena itu petani di sana terus mendesak agar pembangunan pabrik segera dilaksanakan.

Begitu kata Sekretaris I DPW APKASINDO Sumbar, Jhon Nasri saat berbincang dengan elaeis.co. Bahkan katasaat ini petani terus mendesak agar pembangunan segera dilaksanakan.

"Wilayah kami di Dharmasraya sudah siap untuk mendukung pembangunan PKS. Baik dari kesiapan lahan lokasi pendirian hingga perizinan yang dibutuhkan," kata Sekretaris I DPW APKASINDO Sumbar, Jhon Nasri saat berbincang dengan elaeis.co, Sabtu (1/10).

Jhon menjelaskan, saat ini ada 7 koperasi yang bergabung untuk mendukung program tersebut. Untuk luasan kebun, Gabungan Koperasi Petani Sawit Dharmasraya (GKPSD) ini mencapai 9.000 hektare totalnya. Artinya siap untuk menyuplai bahan baku untuk PKS dengan kapasitas 30 ton/jam.

"Kita sudah siapkan lahan untuk lokasi pembangunan PKS di daerah Nagari Koto Besar, Kecamatan Koto Besar, Dharmasraya seluas 15 hektare," ujar pria yang juga sebagai Ketua Koperasi Lubuk Jaya, Nagari Koto Tinggi ini.

Untuk perizinan pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah Dharmasraya. "Sebetulnya pengajuan permohonan percepatan pembangunan PKS itu sudah kita kirimkan ke dirjenbun. Kini kita tengah diarahkan untuk melengkapi persyaratan yang kurang," imbuhnya.

Desakan ini dilakukan petani sebab di wilayah itu ada 6.000 hektare kebun PSR yang telah menghasilkan 3.000 ton kelapa sawit tiap panen tidak diterima oleh PKS yang beroperasi di wilayah itu. Sehingga petani dilema lantaran belum dapat menikmati hasil kebun PSR tersebut.

"Maka dari itu kita minta agar kondisi ini tidak berlarut-larut," tandasnya.

Komentar Via Facebook :