Berita / PSR /
Soal Realisasi PSR di Merangin, Begini Harapan Petani Sawit
Proses replanting kebun sawit Hasan. (foto: Hasan/elaeis)
Jambi, elaeis.co – Hasan, petani sawit asal Desa Pamenang Kabupaten Merangin, Jambi menilai pemerintah masih kurang intens dalam mendorong capaian realisasi program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).
Sementara, menurut Hasan, kondisi petani di desa, kebanyakan tidak menguasai teknologi informasi dengan baik. Alhasil, tak sedikit yang kebingungan saat mengurus administrasi sehingga kesulitan saat mengajukan permohonan PSR yang prosesnya juga lebih banyak lewat daring.
Selain berkaca dari pengalaman pribadinya dan rekan-rekannya di Kelompok Tani Usaha Karya, dia juga mencontohkan proses pengajuan PSR oleh sejumlah Poktan/Gapoktan dan KUD di Merangin yang terkesan mandek.
Dari sekian banyak Gapoktan, menurut sepengetahuan Hasan, hanya dua Gapoktan yang terlihat tumbuh dan berkembang di Merangin, kini.
"Persoalannya sekarang itu ya tadi, kelemahan kami orang dusun tidak banyak menguasai soal administrasi dan teknologi. Saya lihat ada 2 kelompok itu di Rantau Panjang yang dalam proses pengajuan, sudah mendekati tahap akhir," kata Hasan.
Selebihnya, lanjut Hasan, proses pengajuan PSR masih mentok. Di sisi lain, pemerintah yang bertugas di bidang ekonomi kerakyatan pun dinilai hanya sekadar sosialisasi terkait PSR kepada petani, tanpa memberikan pendampingan secara intens dan total.
"Yang jelas Disbun atau bidang ekonomi masyarakat tidak begitu intens dia memperhatikan ini, ya paling hanya cerita biasa saja," ujarnya.
Hasan pun sudah tak heran jika sejauh ini, capaian realisasi PSR di Kabupaten Merangin belum pernah menyentuh target. Namun meski begitu, Hasan menyadari bahwa dalam program PSR, Dirjenbun dan BPDPKS punya peran yang lebih besar.







Komentar Via Facebook :