https://www.elaeis.co

Berita / Sumatera /

Petani Sawit di Bengkulu Sedih, Harga TBS Terus Merosot

Petani Sawit di Bengkulu Sedih, Harga TBS Terus Merosot

TBS Kelapa Sawit. Foto: IST


Bengkulu, Elaeis.co - Petani kelapa sawit di Bengkulu dilanda kesedihan akibat harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit yang terus merosot. Saat ini, harga TBS berkisar antara Rp 2.100 hingga Rp 2.200 per kilogram, angka yang jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional kebun dan lainnya.

Seorang petani sawit di Bengkulu Utara, Budi Santoso mengungkapkan, harga TBS kelapa sawit di Bengkulu sudah menurun lebih dari Rp 300 sejak awal Mei 2024. Penurunan ini membawa dampak signifikan pada para petani yang kini harus berjuang lebih keras untuk menutupi biaya operasional yang terus membengkak.

“Jika sekali panen bisa dapat Rp 4 juta hingga Rp 5 juta, tetap saja harus dipotong biaya-biaya seperti petik hingga pupuk yang tentu saja mengurangi pendapatan,” kata Budi, Kamis 16 Mei 2024.

Baca Juga: Harga CPO Naik, Pabrik Kelapa Sawit di Bengkulu Belum Naikkan Harga TBS

Menurutnya, biaya-biaya tersebut meliputi upah pekerja untuk memetik buah, biaya transportasi, dan pembelian pupuk yang harganya juga semakin mahal. Namun, karena harga TBS kelapa sawit terus merosot, maka otomatis tidak hanya mengurangi pendapatan tetapi juga mengancam keberlangsungan hidup para petani sawit di daerah.

"Harga TBS yang rendah membuat kami kesulitan untuk menutupi biaya sehari-hari, belum lagi untuk kebutuhan keluarga," ujarnya dengan nada sedih.

Baca Juga: Harga TBS Kelapa Sawit di Kabupaten Seluma Bertahan di Rp 2.260 per Kilogram

Para petani berharap ada intervensi dari pemerintah untuk menstabilkan harga TBS kelapa sawit. Mereka menginginkan adanya kebijakan yang bisa membantu petani mendapatkan harga jual yang lebih layak sehingga mereka bisa mempertahankan usaha pertanian mereka.

"Perlu ada regulasi yang melindungi petani kecil seperti kami dari fluktuasi harga pasar yang ekstrem. Tanpa perlindungan tersebut, banyak petani yang bisa gulung tikar," lanjut Budi. 

Selain itu, Budi menegaskan bahwa peran pemerintah sangat krusial dalam memberikan solusi bagi permasalahan ini. Budi juga menyarankan agar pemerintah memberikan subsidi untuk biaya operasional seperti pupuk dan pestisida. 

"Jika ada subsidi, beban biaya operasional bisa berkurang dan pendapatan bersih petani bisa lebih baik," katanya.

Menurutnya, selain regulasi harga dan subsidi, perlu juga ada peningkatan kualitas infrastruktur pertanian. 

"Jalan ke kebun sering rusak dan menyulitkan kami saat mengangkut hasil panen. Jika infrastruktur diperbaiki, biaya transportasi bisa ditekan," tambahnya.

Namun, Budi tetap optimis dan berharap harga TBS bisa segera membaik. Hal itu disebabkan harga CPO kelapa sawit yang mulai beranjak naik sejak beberapa hari terakhir.

"Kami hanya bisa berharap dan berdoa agar harga segera naik dan usaha kami bisa terus berlanjut," pungkasnya.


 

Komentar Via Facebook :