https://www.elaeis.co

Berita / Internasional /

Nigeria dan Kongo Disetujui Jadi Observer Countries Dewan Negara-negara Penghasil Sawit

Nigeria dan Kongo Disetujui Jadi Observer Countries Dewan Negara-negara Penghasil Sawit

Utusan negara-negara pengamat dan tamu dari seluruh dunia berpartisipasi pada 12th Minesterial Meeting of CPOPC di Jakarta. foto: Kemenko Perekonomian


Jakarta, elaeis.co - Sekretariat Dewan Negara-negara Penghasil Minyak Sawit alias Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) telah menyetujui Nigeria dan Republik Demokratik Kongo sebagai Negara Pengamat (Observer Countries). Kehadiran dua negara ini menambah Observer Countries yang saat ini terdiri dari Kolombia, Ghana dan Papua Nugini.

Pada pertemuan tingkat menteri atau 12th Minesterial Meeting of CPOPC di Jakarta, Jumat (29/11), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebutkan, Nigeria dan Kongo sebelumnya telah mengajukan diri menjadi anggota CPOPC pada September dan November 2024.

"Proses selanjutnya adalah aksesi keanggotaan secara penuh. Berdasarkan Charter CPOPC, selama masa aksesi penuh tersebut, status negara yang mengajukan untuk menjadi anggota penuh adalah sebagai Observer Country dengan jangka waktu maksimal dua tahun," jelasnya dalam siaran pers Jubir Kemenko Perekonomian, kemarin.

Dia menambahkan, Kolombia, Ghana dan Papua Nugini sampai saat ini belum menjadi anggota penuh CPOPC. "Ada dinamika di internal negara masing-masing sehingga sampai dengan waktu dua tahun, ketiga negara tersebut belum dapat melakukan aksesi menjadi anggota CPOPC secara penuh," ungkapnya.

"Sekretariat CPOPC merekomendasikan untuk memberikan perpanjangan waktu sebagai Observer Countries selama satu tahun lagi kepada tiga negara tersebut. Dan Papua New Guinea hari ini ada hearing di parlemen terkait dengan keanggotaan CPOPC," tambahnya.

Sementara itu, Menteri Perladangan dan Komoditi Malaysia, Datuk Seri Johari Abdul Ghani menyatakan, Malaysia merupakan negara produsen minyak kelapa sawit terbesar kedua setelah Indonesia. Jika digabung, Indonesia dan Malaysia menjadi pemasok 70% minyak kelapa sawit dunia. "Saya pikir sumbangan yang dikendalikan oleh kedua negara ini sangat penting untuk dunia," ujarnya. 

Karena itu, menurutnya, kolaborasi antara Malaysia dan Indonesia sangat penting untuk memastikan standarisasi global produk kelapa sawit. 

"Kita harus satukan suara untuk memastikan standar kelapa sawit kita diakui secara global," pungkasnya.


 

Komentar Via Facebook :