Berita / Nasional /
Harga Sawit Moncer, Petani di Bengkulu Tetap Pusing, Kok Bisa?

Ilustrasi - petani kelapa sawit. Foto: Syahrul
Bengkulu, elaeis.co - Kenaikan harga TBS sawit di Provinsi Bengkulu hingga Rp2.300 per kilogram, tidak serta merta membuat petani bahagia. Pasalnya, produktivitas kebun menurun alias trek.
Petani tetap menghadapi kesulitan ekonomi karena turunnya produksi. Hal ini tidak di menafikan oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura, dan Perkebunan (TPHP) Provinsi Bengkulu, M Rizon.
Rizon mengaku pihaknya akan berkoordinasi dengan pusat untuk menyelesaikan permasalahan ini. Turunannya produktivas disebabkan kekurangan unsur hara pada tanaman sawit karena jarang dilakukan pemupukan. Sebab, harga pupuk sangat mahal.
"Kita akan bersama-sama mencari solusi agar petani dapat mengatasi tantangan ini. Kami akan meminta pemerintah pusat agar kembali menyalurkan pupuk subsidi untuk petani sawit," kata Rizon, Selasa (21/11).
Sementara langkah yang akan dibikin pemerintah daerah, kata Rizon, memberikan pelatihan untuk meningkatkan sumber daya petani.
"Kami siap bersinergi untuk mencapai kesejahteraan petani dan memastikan ketahanan pangan Bengkulu," katanya.
Sementara soal harga TBS sawit yang terus fluktuasi, Rizon juga berharap adanya kolaborasi antara daerah, petani, dan pusat.
Menurutnya, kolaborasi merupakan pondasi untuk pemulihan sektor perkebunan kelapa sawit di Bengkulu. Upaya bersama ini diharapkan dapat membawa dampak positif bagi ekonomi lokal dan kesejahteraan petani.
"Upaya yang kita lakukan ini smoga bisa membawa dampak positif bagi ekonomi lokal dan kesejahteraan petani," pungkasnya.
Komentar Via Facebook :