Berita / Sumatera /
Ekspor CPO Bengkulu Masih Minim, Padahal...
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir Win Rizal. (Sangun/Elaeis)
Bengkulu, elaeis.co - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu menyampaikan hingga 1 Agustus 2022 tidak ada kegiatan ekspor crude palm oil (CPO) di Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu. Padahal produksi CPO di daerah itu sekitar 200 ribu ton per bulannya.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir Win Rizal mengatakan, minimnya kegiatan ekspor karena belum adanya eksportir CPO di daerah. Kebanyakan pabrik kelapa sawit (PKS) di Bengkulu menjual CPO kepada eksportir CPO di luar daerah seperti Sumatera Barat, Lampung, dan Sumatera Selatan.
"Kita tidak ada catatan ekspor CPO di Bengkulu, ini miris sekali," kata Win kepada elaeis.co, kemarin.
Padahal menurut Win, Bengkulu sangat bisa melakukan ekspor CPO sebab daerah ini memiliki pelabuhan yang cukup besar. Bahkan menurutnya pelabuhan Bengkulu lebih besar dibandingkan Pelabuhan Boom Baru di Sumatera Selatan dan Teluk Bayur Sumatera Barat.
"Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu itu bisa melakukan kegiatan ekspor, tapi itu tadi, kita tidak ada eksportir yang siap melakukan ekspor langsung dari Bengkulu," ujar Win.
Bahkan sebetulnya kata Win, tidak hanya dari sisi pelabuhan yang memadai, ketersediaan produksi CPO di Bengkulu juga cukup memungkinkan dilakukannya ekspor. Sebab produksi CPO di Bengkulu saat ini mencapai 150 ribu ton hingga 200 ribu ton per bulannya.
"Jadi sangat sayang kalau tidak diekspor langsung dari Bengkulu," ujarnya.
Untuk itu Win berharap Pemprov Bengkulu bisa mendukung kegiatan ekspor CPO di daerah. Pasalnya, jika kegiatan ekspor melalui provinsi lain, dapat mempengaruhi Pendapatan Asli Daerah (PAD).
"Bengkulu akan kehilangan pungutan retribusi dari penerbitan Surat Keterangan Asal (SKA) barang. Tentu saja merugikan kita. CPO punya kita, kok diekspor dari daerah lain. Tentu yang kenyang daerah lain juga," pungkasnya.







Komentar Via Facebook :