Berita / Sumatera /
Dukung Ekspor CPO, Pelindo Bengkulu akan Bangun Terminal Curah Cair
Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu. foto: Pelindo
Bengkulu, elaeis.co - PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional 2 Bengkulu sedang merencanakan pembangunan kawasan terminal curah cair. Fasilitas ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan pelabuhan guna menunjang perkembangan perekonomian Provinsi Bengkulu.
General Manager PT Pelindo Regional 2 Bengkulu, Hadi Nurmayadi mengatakan, kegiatan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) di Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu masih terhambat infrastruktur. Hal ini disebabkan pelabuhan itu belum memiliki terminal curah cair.
Hadi mengatakan, pembangunan terminal curah cair sebenarnya sudah direncanakan sejak 2017 silam. "Tapi belum dilakukan, pembangunannya masih dalam proses. Masih banyak yang belum diselesaikan, mulai dari proses perizinan dan lainnya," katanya, Minggu (30/7).
Terminal curah cair akan dibangun di atas lahan milik Pelindo II seluas 17 hektar yang bisa menampung 19 tangki bahan curah cair seperti CPO dengan kapasitas 3.000 ton per tangki. "Terminal ini diproyeksikan mampu melayani 2 juta ton bahan curah cair per tahun," ungkapnya.
Jika sudah punya terminal curah cair, maka Pelabuhan Pulau Baai bisa menangani bongkar muat CPO dan bahan bakar minyak (BBM). "Untuk tahap pertama, akan dilakukan pembangunan dermaga. Bahan kontruksi yang akan digunakan dalam pembangunan terminal ini nantinya akan diprioritaskan dari dalam negeri. Ditargetkan pembangunan terminal akan selesai pada akhir 2024 mendatang," ujarnya.
Ia menambahkan, selama ini Pelabuhan Pulau Baai telah melayani kargo curah cair jenis CPO. Tapi tidak langsung diekspor ke luar negeri melainkan dikirim ke Pelabuhan Teluk Bayur di Padang, Sumatera Barat.
"Masih dilakukan secara konvensional dengan metode truck lossing. Pengangkutan kargo CPO dilakukan menggunakan truk, lalu dimuat ke kapal secara konvensional di dermaga," paparnya.
"Dengan adanya terminal curah cair nantinya, maka ekspor CPO bisa langsung dari Bengkulu dan dapat berkontribusi pada PAD Bengkulu," imbuhnya.
Kepala Karantina Pertanian Bengkulu, drh Bukhari, berharap terminal curah cair bisa segera terealisasi agar nilai ekspor produk pertanian Bengkulu meningkat. "Karena minimnya fasilitas, hingga saat ini belum ada eksportir CPO di Bengkulu. Padahal produksi CPO di Bengkulu sangat besar," sesalnya.
Selain karena faktor infrastruktur, menurutnya, pebisnis CPO di Bengkulu juga enggan menjadi eksportir karena tak mau repot mengurus izin dan dokumen lainnya.
"PKS lebih memilih menjual CPO kepada eksportir di luar daerah seperti di Pelabuhan Telur Bayur, prosesnya lebih sederhana, mereka tak mau disibukkan oleh prosedur ekspor," tutupnya.







Komentar Via Facebook :