Berita / Iptek /
Banyak Dikritik, Tapi Sawit Ternyata Penangkap Energi Matahari Lho!
Ilustrasi - tanaman kelapa sawit.
Jakarta, elaeis.co - Perkebunan kelapa sawit sering jadi sorotan, dari isu deforestasi hingga kontroversi lingkungan.
Namun, di balik kritik itu, sawit ternyata memiliki peran penting sebagai penangkap energi matahari alami yang menopang kehidupan di bumi.
Para ahli menegaskan, sawit bukan sekadar ladang untuk minyak nabati. Hamparan pohon sawit berfungsi sebagai bioreaktor biologis raksasa, menangkap energi cahaya matahari melalui proses fotosintesis.
Energi ini kemudian diubah menjadi senyawa kimia seperti minyak sawit dan biomassa, sambil melepaskan oksigen ke atmosfer, proses yang sangat penting untuk menjaga keseimbangan ekosistem.
Menurut jurnal PASPI Monitor (2024), semakin luas hamparan perkebunan sawit, semakin besar kemampuan mereka memanen energi matahari.
PASPI (2025) bahkan menegaskan bahwa sawit menjadi mata rantai penghubung antara energi matahari dan manusia, karena energi cahaya dari matahari disimpan dalam bentuk energi kimia yang bisa dimanfaatkan manusia dan hewan.
Secara biologis, perkebunan kelapa sawit menjalankan tiga proses utama yang menjadikannya penangkap energi matahari sekaligus penyerap karbon dioksida (CO₂).
Pertama, melalui fotosintesis atau asimilasi, tanaman menyerap CO₂ dari atmosfer dan air dari tanah, kemudian mengubah energi cahaya matahari menjadi bahan organik [(CH₂O)n] sambil melepaskan oksigen ke udara. Proses ini termasuk mekanisme alam terbesar dalam menjaga keseimbangan karbon dan oksigen di bumi.
Selanjutnya, melalui respirasi tanaman, sebagian bahan organik dipecah untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan tanaman, sedangkan sisa energi dilepas kembali ke atmosfer sehingga siklus biologis tetap seimbang.
Akhirnya, dari proses pemanenan energi matahari, energi cahaya yang ditangkap disimpan dalam bentuk minyak sawit dan biomassa. Selain menghasilkan bahan organik bernilai ekonomi, proses ini juga membantu menyerap CO₂ dari udara, menjadikan sawit sebagai penyaring karbon alami yang penting bagi ekosistem.
Dengan mekanisme ini, perkebunan sawit sebenarnya berfungsi sebagai paru-paru ekosistem. Mereka membersihkan udara dari karbon dioksida sekaligus menghasilkan oksigen yang penting bagi semua makhluk hidup.
Selain itu, sawit juga menghasilkan bahan organik bernilai ekonomi, seperti crude palm oil (CPO), palm kernel oil, pelepah, batang, cangkang, tandan buah, dan serat. Semua ini bisa dimanfaatkan untuk energi, industri pangan, kosmetik, dan produk turunan lainnya.
Fakta-fakta ini menunjukkan bahwa sawit lebih dari sekadar komoditas kontroversial. Hamparan perkebunan sawit sebenarnya adalah bioreaktor alami yang menangkap energi matahari, menyerap karbon, dan mendukung siklus kehidupan di bumi. Dengan pemahaman ini, kritik terhadap sawit bisa diimbangi dengan apresiasi terhadap peran ekologisnya yang signifikan.






Komentar Via Facebook :