Berita / Lingkungan /
Banjir Kuras Kantong Petani Sawit di Sumsel
Kebun sawit kebanjiran. Ist
Sumsel, Elaeis.co -�Banjir menjadi momok para petani kelapa sawit di sebagian wilayah Sumatera Selatan (Sumsel). Sebab jika banjir terjadi maka ongkos produksi akan sedikit membengkak.
Saat berbincang bersama Elaeis.co, Wakil Ketua Apkasindo Sumatera Selatan, M Yunus menjelaskan banjir memang menjadi salah satu permasalahan di sebagain wilayah Sumsel khususnya yang terletak di sepanjang bentangan sungai. Pasalnya setiap tahun pasti terjadi pasang surut di wilayah tersebut.
"Yang menjadi langganan banjir itu di daerah Banyuasin, Moda dan Oki yang menang merupakan daerah rendah. Wilayah ini dikelilingi anak sungai Musi," tuturnya, Minggu (9/1/2022).
Jika banjir, maka petani kelapa sawit harus mengeluarkan uang lebih untuk membayar upah panen pekerja. Sebab tenaga yang dikeluarkan juga semakin besar. Untuk mengeluarkan buah kelapa sawit sendiri juga harus menggunakan perahu.
"Kalau disini bahasa umumnya adalah Premi banjir. Jadi pas banjir upah panen naik Rp50-100/kg. Ini tergantung kedalaman air pasang tadi," kata pria kelahiran tahun 1966 itu.
Kata Yunus banjir terjadi biasanya penghujung dan awal tahun yakni mulai pertengahan Desember hingga pertengahan Januari. Maksimal siklus ini terjadi selama 2 bulan.
"Ini pasang surut mati. Jadi pasang lama kemudian surut dan pasang lagi," terangnya.
Biasanya ketinggian banjir mulai dari 20 cm - 1 meter. Tergantung dari perubahan cuaca yang terjadi. Kendati demikian tiap tahun pasti terjadi banjir di sana.
Kata pria kelahiran Batubara itu banjir juga berdampak pada produksi kebun sawit di wilayah tersebut. Sebenarnya jika tata kelola air itu optimal, daerah tersebut termasuk daerah yang bagus untuk berkebun sawit.�
"Kalau kebun plasma memang sudah dibuat tanggul dan pintu air, namun kalau swadaya tidak ada," beber bapak dua putri tersebut.
Akibat banjir itu, proses panen produksi terganggu semua. Baik saat pemanen hingga pelangsiran buah untuk dimuat dan dibawa ke pabrik.
"Bisa membutuhkan waktu sampai 2 hari. Jadi terkadang bobot buah sawit malah turun. Beruntung pabrik masih main membeli buah kelapa sawit tersebut," tutupnya.
�

Komentar Via Facebook :